Artikel tentang Kasih Sayang
PENGANTARKasih sayang merupakan salah satu sisi yang paling dalam kehidupan manusia. Dengan kasih sayang manusia bertahan hidup, dengan kasih sayang pula generasi manusia berlanjut. Kasih sayang adalah fitrah manusia. Mengikuti kaidah bahwa pendidikan adalah upaya memuliakan kemanusiaan manusia, maka situasi pendidikan harusnya dikembangkan melalui kasih sayang, segenap arah dan isinya dipenuhi warna kasih sayang.
Kasih sayang dimanifestasikan melalui komunikasi dan perlakuan yang bernuansakan kelembutan. Kasih sayang dan kelembutan berada dalam satu paket yang mewarnai situasi pendidikan. Dalam suasana kasih sayang dan kelembutan itu wahana situasi pendidikan metransformasi peserta didik mencapai tujuan pendidikannya.
MAKNA KASIH SAYANG
Kata kasih dan sayang itu mengandung pengertian yang sangat luas. Dan yang pasti setiap insan manusia perlu tahu dan mengerti apa makna kasih sayang yang sebenarnya, sekaligus memilikinya di dalam hati sanubari. Seseorang akan terlanda kekeringan jiwa jika hidup tanpa memiliki kasih maupun sayang. Apapun yang terjadi, pasti dia akan ingin selalu dicintai sekaligus mencintai orang lain. Dari pertama kali lahir di dunia sampai nanti ajal menjemput
Yang dimaksud kasih dan sayang disini bukan sekedar hubungan cinta atau asmara antara seorang laki – laki dan seorang perempuan saja. Namun bersifat lebih universal. Sehingga hal ini bisa terjadi antara sahabat, saudara, keluarga dan lain – lain. Dan yang perlu ditekankan adalah bahwa kasih dan sayang yang tulus itu selalu punya sifat yang ikhlas dan lebih banya memberi daripada menerima. Kepentingan diri sendiri sering dinomorduakan dan memberi kebahagiaan pada orang yang dikasih dan disayanginya.
KEKUATAN DARI KASIH DAN SAYANG
Kasih, sayang dan cinta. Itu semua adalah anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada kita semua. Tujuannya untuk menciptakan kehidupan damai di dunia agar selalu diliputi oleh ketentraman. Untuk itulah setiap orang perlu memaknai kasih sayang agar bisa saling menghargai kepribadian dari orang lain, meski dia punya perbedaan dengan pribadi kita.
Karena dari disinilah akant ercipta keharmonisan yang aman serta penuh kemesraan. Setelah itu akan muncul daya cipta yang terwujud dalam bentuk cinta, baik cinta terhadap sesama manusia, lingkungan dan Sang Maha Pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa
MENCIPTAKAN RASA KASIH DAN SAYANG DALAL KELUARGA
Agar di dalam suatu keluarga bisa tercipta rasa saling sayang dan mengasihi, maka masing – masing anggota keluarga harus selalu menciptakan kebahagiaan bagi anggota keluarga yang lain. Ibu memberi rasa sayang kepada bapak dan anaknya, kemudian bapak mencurahkan semua perhatian pada istri dan keturunannya. Sedangkan anak bisa memberikan rasa cinta dan hormatnya kepada kedua orang tuanya.
Hal ini akan menyuburkan perasaan saling terikat antara satu dengan yang lain dan menjadi kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Apa yang menjadi kesedihan dari salah satu anggota keluarga , maka akan menjadi kesedihan bagi semuanya. Demikian pula juga bila ada yang mendapat kebahagiaan, maka semua bisa ikut merasakan kebahagiaan itu.
Ini bisa terlaksana pada semua anggota keluarga jika setiap pihak keluarga, terutama pihak orang tua menjadi contoh dan teladan yang baik bagi anaknya. Karena sang anak sejak lahir selalu ikut orang tua. Maka secara mental dia juga menjadikan orang tuanya sebagai panutan dalam menjalani kehidupannya.
Orang tua yang baik dan mengerti akan makna kasih sayang akan pasti mengajari anaknya tentang bagaimana cara mengasihi dan menghormati anggota keluarganya dan roang lain dalam hidup bermasyarakat. Dan yang tidak kalah penting adalah juga selalu berusaha menghilangkan rasa benci dan dendam bila terjadi permasalahan di antara mereka.
Hidup akan terasa lebih indah bila kita selalu diliputi dengan saling mencinta, saling memberi kasih dan saling menyayangi tanpa memandang perbedaan baik itu warna kulit, agama, kehidupan sosial, ekonomi, dan lain – lain.
Sumber : http://www.anneahira.com
Berbakti Dan Sayang Kepada Ibu
01.18
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, والصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :
Ibu
adalah orang yang melahirkan kita di dunia. ibu adalah orang yang tidak
kenal lelah untuk menjaga kita siang dan malam. ibu adalah sesosok
pahlawan tanpa tanda jasa atas anak-anaknya. mendidik kita dikala kecil,
memberikan kasih sayang yang kita butuhkan.
Maka dari itu, Islam sangat menjunjung tinggi hak-hak setiap orang, lebih khususnya seorang ibu atas anaknya. memberikan kepada semua sesuai kadar porsinya. diantaranya adalah Islam memerintahkan kepada seorang anak untuk berbakti dan taat kepada orang tua. akan tetapi Islam memerintahkan kepada seorang anak untuk lebih berbakti dan taat kepada ibu 3 (tiga) kali lipat dibandingkan bakti dan ketaatan kepada ayah.
Maka dari itu, Islam sangat menjunjung tinggi hak-hak setiap orang, lebih khususnya seorang ibu atas anaknya. memberikan kepada semua sesuai kadar porsinya. diantaranya adalah Islam memerintahkan kepada seorang anak untuk berbakti dan taat kepada orang tua. akan tetapi Islam memerintahkan kepada seorang anak untuk lebih berbakti dan taat kepada ibu 3 (tiga) kali lipat dibandingkan bakti dan ketaatan kepada ayah.
Pada hadist yang di riwayatkan oleh Imam Muslim dalam shohihnya dan yang lainnya dari Abu Hurairah -rodhiyallahu 'anhu- berkata :
قَالَ
رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ
قَالَ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوكَ
Artinya
: "Seseorang bertanya kepada Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- :
siapakah orang yang paling berhak untuk saya berbakti kepadanya? beliau
menjawab : ibu kamu, kemudian ibu kamu, kemudian ibu kamu, kemudian
ayah kamu."
Dalam hadist diatas, Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- menyebutkan ibu sebanyak 3 (tiga) kali sebagai orang yang paling berhak untuk seorang anak berbakti kepadanya dan ditaati. yang kemudian menyebutkan ayah sebanyak satu kali.
Diantara alasan yang menjadikan ibu sebagai orang yang paling berhak untuk ditaati dan dibakti adalah karena kejadian durhaka kepada orang tua kebanyakan menimpa seorang ibu dari pada ayah. dan karena ibu adalah orang yang melahirkan kita, menyusui kita, mendidik kita, menjaga setiap saat kita terbangun.
Sebab itulah Allah juga mewajibkan berbakti kepada orang tua, khususnya kepada ibu dengan firman-Nya :
Dalam hadist diatas, Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- menyebutkan ibu sebanyak 3 (tiga) kali sebagai orang yang paling berhak untuk seorang anak berbakti kepadanya dan ditaati. yang kemudian menyebutkan ayah sebanyak satu kali.
Diantara alasan yang menjadikan ibu sebagai orang yang paling berhak untuk ditaati dan dibakti adalah karena kejadian durhaka kepada orang tua kebanyakan menimpa seorang ibu dari pada ayah. dan karena ibu adalah orang yang melahirkan kita, menyusui kita, mendidik kita, menjaga setiap saat kita terbangun.
Sebab itulah Allah juga mewajibkan berbakti kepada orang tua, khususnya kepada ibu dengan firman-Nya :
وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ
وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ
الْمَصِيرُ
Artinya
: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu." (QS Luqman : 14)
Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk berbuat baik dan berbakti kepada orang tua dan khususnya kepada ibu. dan Allah melarang untuk berbuat durhaka kepada keduanya dan mengancam kepada siapa saja yang berbuat durhaka kepada kedua orang tua dengan ancaman siksaan yang pedih.
Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk berbuat baik dan berbakti kepada orang tua dan khususnya kepada ibu. dan Allah melarang untuk berbuat durhaka kepada keduanya dan mengancam kepada siapa saja yang berbuat durhaka kepada kedua orang tua dengan ancaman siksaan yang pedih.
Judul artikel : Berbakti Dan Sayang Kepada Ibu
Penulis : Hery Prasetyo
Waktu : Minggu, 25 April 2010
Penulis : Hery Prasetyo
Waktu : Minggu, 25 April 2010
" HADITS-HADITS TENTANG KASIH SAYANG RASULULLAH "
Abdullah bin Abu Bakar r.a. meriwayatkan dari seseorang katanya: “Pada
suatu hari dalam perjalanan untuk berperang di Hunain, saya memakai
sepatu kulit yang tebal. Saya berjalan dibelakang Rasulullah s.a.w.
Karena jalan sangat sempit tiba-tiba kaki Rasulullah s.a.w. tersandung
oleh sepatu saya dan terinjak dari belakang sehingga beliau kesakitan
dan beliau segera memukul perlahan saja sambil mendorong saya kebelakang
dengan sebuah pecut (cambuk) yang beliau pegang sambil bersabda: “Hai
Fulan, engkau telah menyakiti kakiku.” Beliau (Abdullah bin Abu Bakar
r.a) mengatakan: “sepanjang malam orang itu tidak bisa tidur karena dia
merasa bersalah sudah menyakiti kaki Rasulullah s.a.w, dia berulang-kali
berpikir dan menyesali diri sendiri, mengapa saya telah menyakiti
Rasulullah s.a.w. Keesokan harinya pagi-pagi sekali seorang datang
mencarinya untuk berjumpa Rasulullah s.a.w. Katanya, “saya dengan
perasaan gemetar dan takut datang menghadap Rasulullah s.a.w. Beliau
bersabda kepada saya” “Hai Fulan! Kemarin engkau telah menginjak kakiku
dan engkau telah menyakiti aku. Tapi sebaliknya aku telah memukul sambil
mendorong engkau kebelakang dengan cambukku ini supaya kakiku terlepas
dari kaki engkau. Aku pukul engkau perlahan sambil mendorong engkau
kebelakang dengan cambukku ini, tentu aku telah menyakiti engkau. Oleh
karena itu ambillah dari aku 80 (delapan puluh) ekor domba sebagai
balasan rasa sakit engkau karena cambukku ini.
Kemudian dalam sebuah peristiwa lain lagi, lihatlah bagaimana perlakuan
beliau s.a.w terhadap seseorang yang datang dari sebuah kampung yang
tidak tahu adab sama sekali, bahkan nampaknya orang itu tidak mau
belajar bagaimana berlaku adab terhadap seseorang. Bahkan orang itu
sangat bangga atas kebiasaan perlakuan kasarnya. Namun beliau s.a.w
telah memperlakukannya dengan ramah-tamah dan lemah lembut terhadapnya.
Anas r.a. meriwayatkan, katanya, saya sedang menyertai Rasulullah s.a.w.
diwaktu itu Rasulullah s.a.w menutup leher beliau dengan sehelai kain
cadar yang pinggirannya tebal sekali. Ketika orang kampung itu datang
langsung menarik kain cadar itu dengan kuatnya sehingga meninggalkan
bekas goresan pada leher Rasulullah s.a.w. Lalu orang itu berkata: “Hai
Muhammad harta apapun yang ada yang telah Allah taala anugerahkan kepada
engkau letakanlah diatas kedua untaku ini. Karena engkau tidak akan
memberi kepadaku dari harta engkau sendiri ataupun dari harta orang tua
engkau. Mendengar kata-katanya itu mula-mula Rasulullah s.a.w diam saja
tidak menjawabnya. Kemudian beliau s.a.w bersabda :
"Harta itu memang kepunyaan Allah taala Aku hanyalah seorang hamba-Nya.
Setelah itu beliau bersabda: “ Engkau telah menyakiti aku. Engkau harus
memberi pembalasan sebagai ganjaran kepadaku.”Orang kampung itu
menjawab: “Tidak, aku tidak akan memberi apa-apa “Beliau bersabda:
“Mengapa tidak? Mengapa kamu tidak mau memberi?” Dia menjawab: Aku tahu
engkau tidak akan membalas keburukan dengan keburukan”. Mendengar
jawabannya itu Nabi s.a.w tersenyum, dan beliau s.a.w faham maksud
perkataan orang itu. Lalu beliau menyuruh sahabat beliau untuk
meletakkan buah-buah kurma dan gandum (bahan makanan) diatas punggung
kedua unta orang kampung itu.
Sebenarnya orang kampung itu bukanlah orang dungu. Dia tahu betul
bagaimana kepribadian Rasulullah s.a.w yang dari ujung rambut sampai
ujung kaki beliau merupakan wujud rahmat, beliau pema’af, belas kasih
dan penyayang bagi makhluk Tuhan. Dia yakin apapun yang akan dia minta
pasti akan dikabulkan oleh Rasulullah s.a.w.
Sumber: AgamaIslam.info
Kasih Sayang Seorang Ibu kepada Anaknya (Sebuah Renungan)
Written By Baginda Ery on Selasa, 02 April 2013 | 12.23
Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang jalan. Seperti dalam lirik lagu anak-anak juga ada, “Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa”. Dari kalimat barusan, memang benar seperti itulah nyatanya. Pada umumnya naluri seorang ibu yaitu menyayangi anaknya sepenuh hati, bahkan ia rela berkorban nyawa, dan yang penting anaknya bisa selamat.
Pepatah juga mengatakan, surga ada ditelapak kaki Ibu. Karena restu dari seorang Ibu yang menentukan, nasib anaknya, selain karena usaha dan doa anak itu sendiri. Ibu saya bercerita kepada saya, bayangkan semenjak anak dalam kandungan satu sampai empat bulan, yang dirasakan oleh para ibu adalah mual, tidak mau makan dan minum, tak sedikit Ibu yang mengalami sakit, tetapi mereka tidak mengeluh, karena ada rasa sayang pada janinnya. Ketika kandungan mulai membesar, Ibu sulit untuk tidur, duduk, berdiri, dan berjalan. Tetapi sang Ibu tetap mendoakan anaknya menjadi anak yang soleh.
Ketika melahirkanpun bukan main sakitnya, tetapi setelah mendengar tangisan bayi ketika lahir, hilang rasa sakit tersebut, tergantikan oleh kebahagiaan setelah mengetahui anak yang ia lahirkan selamat. Semenjak lahir anak dibesarkan dengan penuh kasih sayang, dijaga, dilindungi, disusui, sampai-sampai kurang tidur hanya demi anaknya. Apalagi bila anaknya sakit, bisa anda bayangkan bagaimana ibu menjaga anda ketika anda kecil, ketika anda sakit.
Pendidikan pun menjadi perhatian Ibu. Berbagai upaya dilakukan agar anaknya sekolah, agar mendapat ilmu yang bermanfaat. Dan Ibu selalu berupaya agar anaknya menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, menjadi anak yang baik, soleh/solehah, serta berguna untuk masyarakat, agama, bangsa dan negara.
sumber: http://sosbud.kompasiana.com/2013/03/18/renungkan-betapa-besarnya-kasih-sayang-ibu-kepada-anaknya-543387.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar